22 Mei 2009

Ketenangan Hati

“Ingatlah. Dengan dzkir kepada Allah, hatimu akan tentram “
( Q.S : Ar-Radu : 30 )
Dalam mengarungi kehidupan di dunia yang pana ini, tentunya banyak kejadian yang kita alami dalam kehidupan sehari-hari, baik yang manis, pahit, yang menyenangkan dan yang sebaliknya membuat hati kita gundah gulana. Mungkin bagi orang yang tingkat keimanannya sudah mencapai tingkatan “arifin”kejadian apapun tidak akan berpengaruh terhadap jiwanya. Hatinya akan tetap tenang walaupun cobaan dating sili berganti.
Yang menjadikan hati tenang itu adalah karena hatinya selalu dzikir kepada Allah
Yang jadi pertanyaan dzkir yang manakah yang akan berpengaruh terhadap ketenangan batin ? Karena dzikir itu ada dzkir pada dzat, dzikir pada sifat dan dzkir pada afal.
Yang paling dekat untuk menentramkan hati itu, dzikir tehadap afal Allah dan dzkir terhadap asma Allah yang ada kaitannya dengan dengan kejadian yang sedang kita alami, bahwa semua yang kita hadapi baik itu manisnya hidup, pahitnya hidup yang menyenangkan ataupun yang sebaliknya semuanya adalah afalnya Allah (perbuatan Allah) yang sengaja diciptakan Allah. Diri kita tidak punya kekuatan untuk menolak kajadian apapun, sehingga kita lupa atas semua kejadian karena terbawa hanyut oleh hati yang mengagumi Sang Pencipta Kejadian. Yaitu Allah SWT.
Ada beberapa cara untuk menentramkan hati disaat hati sedang gundah gulana, diantaranya :
1. Menerima, jika kita sedang mendapat cobaan ataupun ujian, terutama ujian atau cobaan berupa hal yang sangat menyakitkan umpanya, usaha bangkrut, tani tidak berhasil, ada yang menipu dan lain sebagainya, hati harus menerima bahwa semua yang terjadi adalah bentuk ujian yang diberikan Allah untuk meningkatkan keimanan kita.
2. Berserah diri kepada Allah, setelah menerima bahwa semua yang terjadi adalah disengaja oleh Allah, sepatutnya kita berserah diri pada-Nya, menerima bahwa semua yang terjadi adalah takdir dari-Nya. Sebab walaupun kita berusaha sekuat tenaga kita takkan mampu melawan kehendak-Nya. Kita tidak punya kekuatan apapun untuk melakukan itu. Dengan berontak hati kita takan mampu menghilangkan derita yang kita terima, begitupun dengan pasrah. Cuman ada perbedaan antara yang ngedumel dengan yang pasrah. Yang berontak terhadap apa yang diberikan Allah hatinya akan capai, sedangkan yang menerima hatinya akan tentram, karena menyadari semua yang terjadi adalah kehendak-Nya.
3. Berusaha,Setelah menerima dan berserah diri, harus terus berusaha, bagaimana caranya supaya kita bias keluar dari kemelut yang ada. Tapi bukan usaha karena hati tidak pasrah dan berserah diri (tawakal), kita berusaha karena ada perintah untuk berusaha bukan akan melawan takdir. Usaha yang diniatkan untuk ibadah dengan usahanya. Bukan pasrah yang tanpa usaha. Karena kebaikan tidak akan datang dengan sendirinya, tetapi melalui usaha dan sariat yang diperbolehkan tentunya.
Beruntunglah orang-orang yang bias tenang hatinya. Semoga kita semua termasuk orang-rang yang mendapatkan ketenangan darinya….Amin

Tidak ada komentar: