22 Mei 2009

Syarat Islam

Syarat Islam ada 6 :

1. Berakal sehat, orang yang gila tidak sah masuk Islam maksudnya tidak kena kewajiban untuk melaksanakan apa yang ada dalam aturan Islam.

2. Baligh, artinya sudah cukup umur.
Para ulama memberikan 3 tanda untuk melihat apakah orang/anak tersebut sudah cukup umur atau belum.
1. Sempurna usianya 15 tahun dalam hitungan tahun Hijriah, jadi jika seorang anak telah mencapai usia 15 tahun, anak tersebut telah punya kewajiban untuk melaksanakan apa yang ada dalam Agama Islam.
2. Mimpi jima' (berhubungan suami istri) dengan catatan usianya minimal 9 tahun dalam hitungan tahun hijriah.
3. Haid, menstruasi, bagi perempuan ( tapi minimal harus usia 9 tahun juga)

4. Tidak ada paksaan untuk masuk agama islam
5. Mengucapkan dua Kalimah Syahadat Bagi yang baru masuk Islam dan cukup di dalam shalat saja bagi yang berasal dari keluarga muslim.

6. Terus-terusan dalam Islam, artinya tidak keluar masuk Islam

Rukun Islam

Sebelum membahas masalah "RUKUN ISLAM" sebaiknya kita mengenal dulu apa itu ISLAM
Islam menurut Bahasa "turut"tunduk"mengikuti"selamat;
Sedangkan Islam menurut Istilah syara : TUNDUK KEPADA SEMUA ATURAN HUKUM SYARA :(lihat Hukum dalam Islam)
Rukun AGAMA ada 3 yaitu :
1. Islam
Definisi Islam : " Rendah hati serta tunduk terhadap semua aturan hukum yang dibawa dan disampaikan oleh Nabi Muhammad SAW. Jadi orang yang sudah mengaku agama Islam dia secara otomatis harus tunduk kepada semua aturan yang telah disampaikan oleh nabi, apapun bentuknya. Karena seumpama sebuah negara, siapapun dia asal berada di wilayah lingkungan negara tersebut secara otomatis harus tunduk pada Undang-undang yang berlaku di negara tersebut. Bila melanggar mau tidak mau harus siap untuk dikenakan sanksi sesuai dengan pelanggaran yang dilakukannya.

Hukum dalam Islam

HUKUM DALAM ISLAM :

1. Wajib
Yaitu perintah yang mesti dikerjakan. Jika perintah tersebut dipatuhi, maka yang mengerjkannya dapat pahala, jika tidak dikerjakan maka ia mendapat siksa/berdosa.

2. Sunat
Yaitu anjuran, jika dikerjakan mendapat pahala jika tidak dikerjakan tidak berdosa. Namun sunat ini menurut saya " jika dikerjakan mendapat pahala (untung) tapi jika tidak rugi" (itu tambahan dari saya)

3. Haram
Yaitu larangan keras, jika dikerjakan berdosa dan akan mendapat siksa jika tidak bertobat dan jika ditinggalkan akan mendapat pahala

4. Makruh
Yaitu larangan yang lunak, kalau dilanggar tidak berdosa (tidak disiksa) jika ditinggalakan diberi pahala. ( Namun saran saya lebih baik ditinggalkan, karena makruh bila dikerjakan secara terus menerus mungkin akan berani menginjak hal yang berdosa/haram)

5. Mubah

Sesuatu yang boleh dikerjakan dan boleh tidak. Karena dikerjakan dan tidak sama-sama tidak akan mendapat pahala ataupun siksa, seperti makan minum

Umat Islam diharuskan memahami hal-hal yang tersebut di atas, karena dengan memahami hal tersebut kita akan mampu berjaga-jaga. Dengan tidak mengetahui hukum manusia akan cepat terjerumus.

(untuk tanya jawab silahkan kunjunngi : Tanya Jawab Islam di BLOG saya

Tanda-Tanda Orang Beruntung

1. Alif laam miin.
2. Kitab (Al Quran) Ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa,
3. (yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib, yang mendirikan shalat, dan menafkahkan sebahagian rezki yang kami anugerahkan kepada mereka.
4. Dan mereka yang beriman kepada Kitab (Al Quran) yang Telah diturunkan kepadamu dan kitab-kitab yang Telah diturunkan sebelummu, serta mereka yakin akan adanya (kehidupan) akhirat.
5. Mereka Itulah yang tetap mendapat petunjuk dari Tuhan mereka, dan merekalah orang-orang yang beruntung.

MENGINGAT ALLAH

                    • 
191. (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan Ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, Maka peliharalah kami dari siksa neraka.

Usahakan agar hati kita dalam 24 jam jangan sampai lupa terhadap Allah, sebab menurut akhli suluk, batas minimal lupa adalah 24 jam, jika lebih dari itu akan terasa berat untuk dibawa hati kita mengingatnya.
Waktu, tempat, gerak yang sedang dilakukan jadikanlah lahan untuk kita mengingat-Nya. Dalam sehari semalam kalau saja hanya diambil yang wajibnya saja tidak dengan sunatnya, kita ambil contoh mengingat Allah dalam shalat yang lima waktu.
Shalat itu jumlahnya 17 rakaat , berate 17 kali kita mengingat Allah dalam ruku’34 kali dalam sujud kalau dijumlahkan jadi 54 dalam ruku’ dan sujud. Dalam sehari semalam. Namun apakah dalam shalat yang 5 waktu itu sudah cukup mewakili waktu yang diberikan Allah dalam sehari semalam ? Jika saja dalam shalat saja kita tidak benar-benar ingat kepada Allah lantas kapan lagi kita bias mengingat Allah ? Oleh sebab itu cukupkan shalat sebagai media untuk kita mengingat Allah.
Tapi dengan tingkah syetan, dengan godaanya, bnayak yang sujud tapi bukan sujud, banyak yang ruku’ tapi tidak ruku, oleh sebab itu pantas Allah menyatakan dalam firman-Nya, bahwa manusia tidak khususnya orang mukmin tidak akan bahagia dengan shalatnya, tapi akan bahagia karena khusyu dalam shalatnya:
         
1. Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman,
2. (yaitu) orang-orang yang khusyu' dalam sembahyangnya, (al-Mu’minun 1-2)

Orang yang sudah mampu khusyu dalam shalatnya, akan bahagia baik di dunia maupun di akhirat, bahagia jasmani maupun rohaninya. Sebaliknya orang yang tidak khusu dalam shalatnya tidak akan mendapatkan kebahagiaan baik di dunia maupun di akhirat. Karena shalatnya hanya melepaskan kewajiban saja, yang lebih ditakutkan bila kita teliti firman Allah : dalam surah Al-Maun ayat 4-5 :
        
4. Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat,
5. (yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya,

Oleh sebab itu harus diusahakan dari mulai sekarang, shalat kita khusyu, agar shalat kita diterima (maqbu)
Ada beberapa resep jika shalat ingin maqbul (diterima) diantarnya :
1. Shalatnya harus tenang, jangan tergesa-gesa
2. Pakaian, badan, dan tempatnya harus benar-benar suci lebih bagus kalu pakai wangi-wangian
3. Makanan yang dimakan harus berasal dari barang halal
4. Ada persiapan sebelumnya, minimal 15 menit sebelum datang waktu shalat kita sudah berpakaian rapi (pakaian untuk shalat tentunya), kosongkan hati dari hal-hal yang dapat mengganggu shalat misalkan rasa capai, karena badan yang capai dan hati yang masih belum siap untuk shalat akan sangat berpengaruh untuk mendapatkan kekhusyuan dalam shalat.
5. Jangan terlalu lapar dan jangan terlalu kenyang.
6. Shalatnya harus khusyu. Jangan terlalu jauh kejaran ukuran khusyunya, cukup khusyu mubtadiin ( ya kalo mampu sih lebih) yaitu sekedar diri ingat sedang shalat. Jangan sampai badan shalat, tapi hati di kantor atau di tempat kerja.

Ketenangan Hati

“Ingatlah. Dengan dzkir kepada Allah, hatimu akan tentram “
( Q.S : Ar-Radu : 30 )
Dalam mengarungi kehidupan di dunia yang pana ini, tentunya banyak kejadian yang kita alami dalam kehidupan sehari-hari, baik yang manis, pahit, yang menyenangkan dan yang sebaliknya membuat hati kita gundah gulana. Mungkin bagi orang yang tingkat keimanannya sudah mencapai tingkatan “arifin”kejadian apapun tidak akan berpengaruh terhadap jiwanya. Hatinya akan tetap tenang walaupun cobaan dating sili berganti.
Yang menjadikan hati tenang itu adalah karena hatinya selalu dzikir kepada Allah
Yang jadi pertanyaan dzkir yang manakah yang akan berpengaruh terhadap ketenangan batin ? Karena dzikir itu ada dzkir pada dzat, dzikir pada sifat dan dzkir pada afal.
Yang paling dekat untuk menentramkan hati itu, dzikir tehadap afal Allah dan dzkir terhadap asma Allah yang ada kaitannya dengan dengan kejadian yang sedang kita alami, bahwa semua yang kita hadapi baik itu manisnya hidup, pahitnya hidup yang menyenangkan ataupun yang sebaliknya semuanya adalah afalnya Allah (perbuatan Allah) yang sengaja diciptakan Allah. Diri kita tidak punya kekuatan untuk menolak kajadian apapun, sehingga kita lupa atas semua kejadian karena terbawa hanyut oleh hati yang mengagumi Sang Pencipta Kejadian. Yaitu Allah SWT.
Ada beberapa cara untuk menentramkan hati disaat hati sedang gundah gulana, diantaranya :
1. Menerima, jika kita sedang mendapat cobaan ataupun ujian, terutama ujian atau cobaan berupa hal yang sangat menyakitkan umpanya, usaha bangkrut, tani tidak berhasil, ada yang menipu dan lain sebagainya, hati harus menerima bahwa semua yang terjadi adalah bentuk ujian yang diberikan Allah untuk meningkatkan keimanan kita.
2. Berserah diri kepada Allah, setelah menerima bahwa semua yang terjadi adalah disengaja oleh Allah, sepatutnya kita berserah diri pada-Nya, menerima bahwa semua yang terjadi adalah takdir dari-Nya. Sebab walaupun kita berusaha sekuat tenaga kita takkan mampu melawan kehendak-Nya. Kita tidak punya kekuatan apapun untuk melakukan itu. Dengan berontak hati kita takan mampu menghilangkan derita yang kita terima, begitupun dengan pasrah. Cuman ada perbedaan antara yang ngedumel dengan yang pasrah. Yang berontak terhadap apa yang diberikan Allah hatinya akan capai, sedangkan yang menerima hatinya akan tentram, karena menyadari semua yang terjadi adalah kehendak-Nya.
3. Berusaha,Setelah menerima dan berserah diri, harus terus berusaha, bagaimana caranya supaya kita bias keluar dari kemelut yang ada. Tapi bukan usaha karena hati tidak pasrah dan berserah diri (tawakal), kita berusaha karena ada perintah untuk berusaha bukan akan melawan takdir. Usaha yang diniatkan untuk ibadah dengan usahanya. Bukan pasrah yang tanpa usaha. Karena kebaikan tidak akan datang dengan sendirinya, tetapi melalui usaha dan sariat yang diperbolehkan tentunya.
Beruntunglah orang-orang yang bias tenang hatinya. Semoga kita semua termasuk orang-rang yang mendapatkan ketenangan darinya….Amin